Senin, 31 Desember 2018

Berpindah



Akhirnya setelah tahun ke lima aku berharap dia bakal balik sama aku. Ternyata sampai sekarang dia tetap belum balik. Apakah aku salah menempatkan posisi? Apakah aku terlalu terbawa perasaan?

Ternyata selama ini dia menjauhi ku karena dia hanya engga mau kasih harapan ke aku. Istilah kekiniannya dia engga mau php in aku (pemberi harapan palsu). Ada benernya juga dia kasih kejelasan gitu. Mungkin sebenarnya dia memang tidak menyukaiku. Bagi ku tak mengapa, jika kamu tidak menyukai ku. Itu hak mu, mau mencintaiku atau tidak.

Sejak saat itu rasanya aku tak ingin mengenalmu lagi. Rasa kekecewaanku terhadapmu muncul, dan aku merasa semesta tidak memihakku. Merasa selama ini lima tahun ku menunggunya hanya kesia-siaan saja.
Malamnya aku menangis hingga tertidur sampai keesokan hari. Lalu aku terbangun dengan mata sembab, dan aku bergegas untuk melihat wajah yang buruk rupa ini di depan cermin. Ternyata benar wajah ku tidak terlihat baik. Kelopak mata ku membengkak, rambut acak-acakan.
Aku membatin "Benar juga, kenapa dia tidak menyukaiku. Karena keadaan ku seperti ini, jadi kau tidak menyukai ku."

Minggu, 18 November 2018

6 Tahun Pada Satu Nama

Sudah tahun ke enam, sejak terakhir pertemuan Aku dan Dia. Masih teringat wajahmu, senyummu, dan suaramu. Obrolan pertama yang tidak akan aku lupakan. Awalnya memang canggung, karena kali pertama bertatap wajah denganmu. Itulah kali pertama aku mulai menyukaimu. Memang terasa aneh, menyukai seseorang saat kali pertama berjumpa. Tapi asal kamu tahu, aku menyukaimu bukan karena fisik kamu. Tetapi tentang pengalaman hidupmu saat beberapa jam berbincang denganmu, membuatku merasa ada yang unik dari dirimu. Walaupun kamu sudah mengetahuinya dan berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Dan selalu menjaga jarak jika aku membahas hal-hal yang berhubungan tentang perasaan.

Aku tak pernah marah dengan sikap acuhmu, walaupun kamu selalu acuh kepadaku, tetapi aku tetap menyukaimu. Aku tak pernah marah kepadamu, saat kamu tidak pernah membalas pesan-pesan ku. Mungkin itu dulu, sebelum mengetahui yang sebenarnya. Saat pertanyaan yang sempat aku tanyakan kepadamu. Pertanyaan yang mungkin terasa asing ditelingamu. Memang aku sudah gila, sudah memberanikan untuk menanyakan hal semacam itu. Dan saat tahu jawaban yang kamu berikan hanya sebuah senyuman saja.

Sempat kesal melihat jawabanmu hanya senyum saja. Makin kesini, aku paham maksud emoticon senyum itu maksudnya apa. Yaa, yaa aku paham. Aku lebih baik mundur saja. Memang benar apa yang teman kamu katakan bahwa aku harus lupain kamu, cepat cari yang lain, dan jangan berharap lebih sama dia. Bahwa yang temanmu katakan kepadaku “Haduh caca, kaya engga ada yang lain aja. Masih aja si Andi. Mau sampai kapan ca?” Saat dia berkata seperti itu, aku membalas “Gimana yaa, aku juga bingung kenapa aku susah move on dari dia. Engga bisa jauhin pikiran tentang dia, karena setiap hari selalu mikiran dia wkk” dengan jawaban tidak serius, karena aku coba untuk menenangkan diri. Tentang apa yang dikatakan oleh Ade, temanmu.

Sebenarnya aku ingin sekali bertemu denganmu. Tetapi saat aku mencoba mengajak untuk bertemu selalu kamu menghindarinya, entah alasan A, B, C. Awalnya aku bisa memaklumi, tetapi seiring waktu berjalan hingga tahun ke enam ini aku baru bisa mengerti tentang alasanmu tidak bisa bertemu denganku. Bukan karena kamu sedang sibuk tentang pekerjaanmu, tetapi memang kamu malas saja untuk bertemu denganku. Tak usah kamu jelaskan, aku sudah mengetahuinya. Kamu pernah bilang kepadaku bahwa kamu akan mengajakku untuk menonton bioskop, pergi ke toko buku bersama dan meminum espresso bersama. Tetapi semua itu hanya omong kosong saja.

“Ya Tuhan, kenapa baru sekarang baru disadarkan. Kenapa tidak dari dulu saja.” Batin ku.

Teman ku pernah berkata “Seharusnya kamu bersyukur, kehadiran dia menjadi sebuah pembelajaran kamu kedepannya. Untuk tidak gampang terbawa perasaan kepada pria. Walaupun pria itu sudah kenal lama atau baru kenal. Kamu harus bersikap biasa saja. Bahwa sebenarnya apa yang kamu harapkan, terkadang tidak sesuai harapan. Karena Tuhan tidak menyukai hambanya yang terlalu berharap kepada makhluknya, bukan kepada Tuhannya. Makanya kamu berharap kepada Tuhanmu dulu baru kamu mengharapkan orang yang kamu cintai.”

Seketika aku mulai bangkit saat mendengar nasihat temanku. Bahwa aku harus memperbaiki diri terlebih dahulu, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Bahwa Tuhan sudah mempersiapkan jodoh kita masing-masing. Sebisa mungkin bersikap biasa saja, dan jangan berlebihan. Karena Tuhan tidak suka yang berlebih-lebihan kecuali kepada-Nya.

Semarang, November 2018

Jangan Harapkan Lagi

Bila hadirnya tak kunjung datang
Mungkin ia sudah tak mau menemuimu lagi
Walaupun kamu sudah memohon untuk bertemu dengannya

Tak usah dipaksakan lagi
Tak usah ditunggu lagi
Apa hatimu tidak lelah?

Mungkin kamu sudah bersabar
Dengan sikap dia terhadapmu
Mungkin kamu sudah memaafkan perlakuan dia kepadamu

Apa mau seperti ini terus kepadanya?

Aku hanya kasian saja, melihat kamu terlalu berharap kepada satu orang itu
Tapi sadar tidak, orang itu tidak pernah memikirkan kamu
Sedetik pun dia tidak pernah memperdulikan kamu

Seharusnya kamu sadar, sudah bertahun-tahun mengharapkan seseorang seperti dia
Karena kamu masih memprioritaskan dia berada dihatimu

Ku sarankan kamu segera melepaskan dia
Karena pasti ada seseorang yang diam-diam memperhatikanmu
Namun kamu tidak pernah melihatnya
Setidaknya cobalah untuk membuka hati, agar kekecewaan kemarin bisa segera terobati.

Brebes, November 2018

Kamis, 01 November 2018

JENDELA RUMAH SUSUN


Cerpen Aulia Salsabila

Hari ini tepat di hari minggu keluarga salwa akan berpindah tempat tinggal. Sebelumnya mereka tinggal dikolong jembatan disekitar daerah Jakarta selatan. Dengan rumah sepetak ala kadarnya, tetapi tidak mempengaruhi keharmonisan salwa dengan keluarganya. Salwa dan keluarga sangat bersyukur atas program pemerintah yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tetapi ada sebagian warga kolong jembatan yang menolak untuk dipindahkan di tempat yang layak. Mungkin karena tempat yang dulu ia tinggal memiliki sebuah kenangan.
Tempat tinggal yang akan salwa tempati beserta keluarga yaitu sebuah rumah susun dikawasan Jakarta timur. Sebelum pindah, orang tua salwa sudah mensurvei tempat tinggal rusun tersebut. Menurut orang tua salwa jarak tempat tinggal yang baru tidak begitu jauh. Dengan begitu mereka langsung sesegera untuk pindah, karena jika tidak cepat maka akan berbeda dengan lokasi yang akan dihuni. Bisa saja akan lebih jauh dari yang ini. Lokasi yang sekarang menurut orang tua salwa sangat strategis, dimulai dari tempat kerja ayahnya yang sebagai tukang sapu jalanan. Dan juga tempat sekolah salwa, walaupun harus menggunakan kereta commuterline tetapi bagi salwa tidak ada masalah. Terpenting keluarga salwa mempunyai tempat tinggal yang layak.
Setelah selesai berkemas barang bawaan yang akan dibawa ke rumah susun. Salwa pun berpamitan ke tetangga di kolong jembatan yang belum mau pindah ke rumah susun tersebut. “Rat, lu bener kaga mau pindah? Tempatnya tuh nyaman tau. Sekali-kali mampir yee! Daah ratna” Salwa langsung melambaikan tangan dengan nada kencang. Sempat ada rasa sedih harus berpisah dengan sahabat kecilnya. Tak hanya itu orang tua salwa pun sempat bersedih karena harus meninggalkan tempat kenangan orangtua salwa. Walaupun begitu keluarga salwa harus mempunyai perubahan, walau baru dimulai dari tempat tinggal.
Sesampai di rumah susun, salwa pun langsung beristirahat duduk di kursi dekat pintu. Karena terlalu kelelahan setelah menaiki tangga lantai empat ditambah lagi dengan membawa tas yang begitu besar.
“Buset cape bener ya, kalo naik turun tangga begini bisa-bisa gua kurus” ucap salwa.
Lalu ibu salwa menghampiri salwa yang sedang kelelahan.
“Baru segitu udah ngeluh aja lu sal, itu belum ada seberapa dari kerja keras emak babeh lu. Nih emak bawa es teh biar setrong.” Sahut ibu salwa sambil memberi minum.
“Wah emak gua pengertian banget” ucap salwa sambil cengir-cengir.
“Eh jangan seneng dulu, habis ini beresin noh barang-barang lu dikamar sana tuh.” Ucap ibu salwa kepada salwa.
“Yaelah mak, baru gua puji eh ada maksud ternyata. Iye entar gua beresin. Santai!” Ucap salwa sambil meminum es teh.
Setelah salwa selesai membereskan barang bawaan miliknya, lalu salwa menuju jendela kamarnya. Melihat rusun yang bersebelahan dan melihat ada seorang pria sedang membereskan kamarnya. Nampaknya pria itu juga baru saja pindah di rumah susun ini seperti dirinya. Tetapi salwa berbeda gedung, walaupun masih satu lokasi. Rumah susun disini memiliki dua gedung. Gedung pertama diberi nama blok A dan gedung satunya diberi nama blok B. Tidak ada yang berbeda, tempat dan fasilitasnya pun sama saja, dari pihak pemerintah mungkin sengaja supaya penghuninya bisa banyak pada satu lokasi tersebut.
Salwa pun masih memandangi jendela kamar pria itu, pria tersebut langsung menyadari bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Salwa pun langsung kaget, dengan sigap salwa langsung memberi sapa kepada pria itu.
“Hai, kamu orang baru juga disini?” Ucap salwa dengan lantang.
“Apa aku tak mendengar.” Pria itu pun langsung menjawab.
“Kamu baru pindah disini?” Ucap salwa dengan memperjelas ucapan.
“Oh, iya. Aku baru pindah nih,” Ucap pria itu.
Setelah itu salwa pun menjawab dengan isyarat jempol. Dan pria itu pun langsung tersenyum. Dalam batin salwa langsung bertanya-tanya. Nama dia siapa? Dia pindahan dari mana? Dengan wajah bahagia. Tak lama kemudian ibu salwa menghampiri salwa dan menanyakan apakah sudah menyelesaikan tugasnya tadi.
“Sal udah lu beresin belum barang bawaan lu. Malah senyum-senyum sendiri. Awas loh sal, entar kesambet.” Ucap ibu salwa.
“Eh iya mak, udah salwa beresin nih. Udah rapih juga kan kamar salwa. Salwa boleh main berarti ye? Ucap salwa sambil memohon kepada ibu salwa.
“Mau main kemana lu, boleh aja sih. Tapi sekitar sini aja. Awas sampe jauh-jauh lu.” Ucap ibu salwa.
“Tenang mak, orang masih sekitar rusun ko. Mau liat-liat juga sama lingkungan rusun disini mak.”Ucap salwa sambil meninggalkan kamarnya.

Salwa pun berjalan menuruni tangga menuju lantai dasar. Saat berada dilantai tiga, salwa berpapasan dengan pria yang ia temui saat siang hari di sebrang jendela kamar salwa. Wajah salwa langsung berubah kemerahan, dan pria itu langsung menghampiri salwa sambil memperkenalkan nama pria itu sambil berjabat tangan. Sontak salwa langsung kaget tiba-tiba pria itu langsung memperkenalkan namanya. Ternyata pria itu bernama Andi. Andi berasal dari purwodadi, dan andi disini tinggal bersama ibunya. Ayah andi yang sedang bekerja proyek di luar jawa, membuat andi dan ibunya tidak bisa tinggal bersama untuk sementara. Keluarga andi memang keluarga yang pekerja keras, begitupun dengan andi. Ia sekarang membantu orangtuanya sebagai penjual koran diselingi dengan bersekolah di sma negeri di jakarta timur. Walaupun penghasilan dari menjual koran tidak seberapa, bagi andi uang dari hasil koran tersebut akan diberikan kepada ibunya. Faktor ekonomi disini sangat keras membuat keluarga andi harus berusaha untuk bertahan hidup di tempat rantauannya.
Setelah berkenalan dengan andi, salwa langsung mengajak andi ketempat favorit salwa.
“ndi mau ikut gua nggak? Gua mau ke taman dekat rusun nih. Disana tempatnya adem banget tau. Lu belum pernah kesana kan?” Ajak salwa.
“Emangnya ada sal? Boleh aja sih, yuuk.” Jawab andi.
Lalu mereka berdua pergi ke taman. Sesampai ditaman mereka langsung menuju ayunan yang bergelantungan di pohon dan duduk di ayunan pohon bersama andi. Banyak sekali pertanyaan salwa yang ditanyakan kepada andi. Andi pun tak segan menjawab pertanyaan yang diucapkan oleh salwa. Perbincangan mereka berdua sampai melupakan waktu, sampai senja tertelan oleh langit barat. Sampai azan magrib berkumandang mereka pun baru menyadari jika waktu telah mereka lewatkan dengan menikmati perkenalan yang membuatnya lupa dengan waktu.
Mereka berdua lalu pulang ke rumah susun. Lambaian tangan andi kepada salwa menjadi perpisahan sementara antara mereka berdua. Karena mereka berdua harus pulang ke rumah masing-masing dan salwa tidak satu blok rusun dengan andi, membuat andi dan salwa harus terpisah sementara. Hanya jendela kamar rumah susun saja mereka berdua bisa saling bertemu. Jendela kamar andi dan salwa kebetulan bersebelahan, walaupun tidak begitu dekat tetapi mereka berdua bisa saling menatap. Dan juga saling bertukar senyum sapa kepada mereka berdua. Kadang keisengan andi kepada salwa, yang sewaktu-waktu membuat salwa merasa kesal.
Pertemanan mereka pun berjalan dengan baik. Tak hanya itu orangtua salwa dan andi juga sudah saling mengenal. Biasanya ibu andi mengajak salwa untuk membantu membuat kue. Karena ibu andi bekerja menjual kue tradisonal di pasar senen. Sesekali salwa ikut membantu membawakan dagangan ibu andi, tentu dengan andi juga mereka berdua selalu bersama-sama. Banyak teman-teman dan tetangga salwa bilang bahwa salwa dan andi adalah pasangan yang cocok. Saat banyak orang yang bilang begitu, tetapi salwa hanya menganggapnya santai saja. karena salwa menggapnya andi adalah sosok pria yang hanya sebagai sahabat saja. Salwa khawatir jika persahabatan yang ia jalani rusak karena rasa saling suka. Maka dari itu salwa selalu menjaga jaga jarak supaya rasa itu tidak tumbuh didalam hatinya. Bagi salwa jika andi adalah jodohnya maka mereka akan tetap bersama sebagai teman hidupnya. Tak ada harapan lebih bagi salwa kepada andi. Salwa pasrahkan kepada yang maha kuasa saja.

Rabu, 10 Oktober 2018

Suaramu


Alunan nada suaramu kian terdengar
Bergema hingga hatiku semakin bergetar saat ku mendengarnya
Tak pernah sebelumnya seperti ini
Mendengar suaramu saja aku sudah jatuh cinta
Bagaimana bila ku bertemu langsung denganmu
Mungkin saat ini kita hanya bisa bertemu melalui suara
Memang aneh, jatuh cinta dengan suara yang indah itu

Semarang, Oktober 2018

Selasa, 09 Oktober 2018

Sudah waktunya

Kini bukan tentangmu lagi yang ada dipikiran ku
Mungkin sudah cukup bagiku untuk bilang padamu karna sudah hadir dan bisa mengenalmu.
Walaupun aku tak sempat untuk bertemu denganmu. Untuk mengucapkan kata berpisah untukmu.
Hingga detik ini, mungkin kamu tidak pernah memperdulikan ku
- Aul (Juli,2018)

Senin, 08 Oktober 2018

CINTA AYAH KEPADA ANAKNYA




Judul                : Ayah
Penulis             : Andrea Hirata
Penerbit           : Bentang
Cetakan           : I, Mei 2015
Jumlah Halaman : 412 halaman
ISBN               : 978-602-291-102-9

Kasih sayang seorang Ayah sering kita abaikan, terkadang anak tidak mengetahui bahwa kasih sayang Ayah kepada anaknya ternyata begitu besar meski tidak nampak langsung oleh sang anak. Jika kita berpikir lagi perjuangan Ayah untuk mencari rezeki tentu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan untuk memenuhi keinginan sang anak yang terkadang sangat menyusahkan.
Pada buku Novel fiksi Indoneisa yang berjudul “Ayah” ini menceritakan tentang perjuangan seorang laki-laki muda bernama Sabari. Pemuda yang baru saja memasuki bangku SMA, kemudian dipertemukan dengan seorang perempuan yang membuat dia tergila-gila. Marlena namanya, wanita dengan mata yang memesona hati oleh para pemuda terutama bagi Sabari, hingga Sabari sulit untuk melupakannya. Sampai pada akhirnya setelah melewati jalan panjang untuk mendapatkan Marlena, lalu Sabari berhasil menikahinya, namun bukan karena cinta, tapi karena paksaan orang tua Marlena.
Tidak butuh waktu lama, merekapun dikarunia anak laki-laki bernama Zorro, nama aslinya Amiru, seorang anak cerdas. Pada cerita di Novel ini Zorro dipisahkan dari kasih sayang ayahnya yaitu Sabari selama delapan tahun lamanya, samapai Sabari hampir gila. Meski demikian ayah yang merindukan kedatangan anaknya itu tidak jadi gila, karena Amiru telah kembali. Dia tumbuh cerdas seperti Sabari, pandai memainkan kata, membuat untaian puisi yang mampu membelalakan mata para pendengarnya.
Begitulah gambaran cerita yang disajikan dalam novel berjudul “Ayah” ini. Novel yang mengisahkan kasih sayang seorang pemuda yang tumbuh tua dengan cintanya terhadap perempuan yang sama sekali tidak mengharap kehadirannya, hingga cinta dan kasih sayangnya mengalir pada anaknya. Sebuah perjuangan yang mengharukan, antara tekad, keinginan, penolakan, persahabatan dan kasih sayang, bercampur dengan sempurna dalam novel ini. Dengan berlatarkan tempat di belitung, Andrea Hirata mempertahankan keasrian cerita yang dikaitkan dengan tanah kelahirannya.
Tutur yang digunakan dalam novel ini tidak berbelit-belit, pembaca akan dengan mudah memahaminya, asalkan tidak merlewatkan cerita pada tiap bab. Karena cerita yang disajikan diawal memiliki dua tokoh berbeda, namun pada akhirnya tokoh utamanya adalah seorang ayah yaitu Sabari.
Novel ini sangat cocok dinikmati oleh para orang tua dan kaum muda yang sedang siap-siap menjadi orang tua. Bahwa kasih sayang seorang ayah tidak kalah besar dari kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bahwa cinta itu sebenarnya bukan hanya sekadar kata-kata, atau diindahnya puisi, namun cinta itu butuh tindakan dan kesungguhan untuk mendapatkannya.
Membaca keseluruhan novel ini rasanya pembaca diajak untuk berlompatan dari waktu ke waktu. Kisah masa lalu Amiru, Sabari, dan Marlena terbentang dengan  rinci kemudian ditutup dengan manis di bagian akhir khas Andrea Hirata. Namun, ada beberapa bagian cerita yang terlalu singkat penyelesaiannya sehingga sedikit mengurangi kenikmatan membaca novelnya. Termasuk pembaca sedikit terkecoh dengan penggunaan sudut pandang Zorro dan Amiru dalam kisah ini.
Kelebihan Novel Ayah Karya Andrea Hirata
Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang tidak jauh beda apabila dibandingakn dengan gaya bahsa Andrea Hirata pada buku-buku lainnya. Jika kamu penikmat tulisan Andrea Hirata, maka novel Ayah ini bukanlah sesuatu yang mengecewakan. Justru buku ini membuat pembaca semakin cinta dengan karya-karya Andrea Hirata. Buku ini terbagi dalam bab-bab pendek, sehingga pembaca bisa dengan enak mencicil baca.
Buku ini begitu mendidik, sekaligus menghibur. Mendidik pembaca supaya menjadi manusia yang tahu adat, tahu bagaimana harus menjalani hidup, tahu bagaimana harus memposisikan orang-orang yang ada di sekitar kita, khususnya mereka yang mencintai kita.
Buku ini adalah gambaran sempurna tentang cinta ayah kepada anaknya. Memang tidak begitu mengharukan, namun apa yang terjadi pada Sabari adalah sesuatu yang unik, indah, memilukan, membahagiakan, di waktu yang bersamaan. Lagi-lagi, tentu saja ada momen kita tertawa terpingkal-pingkal ketika membaca tulisan Andrea Hirata. Contohnya pada novel Ayah ini.
Buku ini memiliki keunggulan yang unik dan berbeda dengan novel lainnya, yaitu banyaknya puisi yang dibuat sebagai pelengkap cerita. Kalimat demi kalimat mudah dibaca dan ditulis dengan indah serta bermakna. Setelah membaca buku ini kita dapat mengetahui bahasa daerah belitong yang sebelumnya belum pernah mengetahui, seperti yang dituliskan oleh Andrea ada beberapa kata Belitong kuno yang saat ini jarang sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari. Misalnya saja, gelaning, hademat, ngayau, dan ketumbi.

Kekurangan Novel Ayah Karya Andrea Hirata
Kekurangan pada novel ini ada beberapa halaman terutama di awal-awal bab, Andrea sebagai penulis sering melakukan pengulangan nama yang tidak  perlu. Misal Ukun suka sama A, B, C, D, dst. Penyebutan nama ini terlalu banyak dan sering diulang. Selain itu, ada pula cerita yang terlalu berliku-liku. Misalnya, menceritakan panjangnya hubungan kekerabatan seseorang. Alur campuran yang membuat para pembaca yang jarang membaca akan kebingungan apabila membaca buku ini secara tidak runtut.

--Aulia Salsabila, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).

BERTUALANG DI PULAU INDONESIA




Judul               : Arah Langkah
Penulis             : Fiersa Besari
Penerbit           : Mediakita
Cetakan           : I, Mei 2018
Jumlah Halaman : 300 halaman
ISBN               : 978-979-794-561-9

Patah hati tidak selamanya membuat seseorang untuk bermalas-malasan di rumah atau di kamar sambil mendengarkan lagu galau. Dengan patah hati membuat Fiersa Besari atau akrab disapa Bung ini berkeliling Indonesia. Begitulah alasan Fiersa Besari mengelilingi Indonesia dan yang kemudian ditulis dalam buku Arah Langkah. Buku ini merupakan buku keempat dari Fiersa Besari setelah Garis Waktu, Konspirasi Alam Semesta, dan Catatan Juang.
Cerita bermula dari Sumatera. Bung yang sebelumnya telah memutuskan keluar dari pegawai kantoran demi mengejar keinginannya di bidang musik, lalu jatuh hati kepada Mia, dan mengumpulkan rupiah demi menikahinya, kemudian harus rela dikhianati oleh sahabatnya sendiri.
Pertemuannya dengan Prem dengan nama asli Anisa Andini. Ia seorang gadis tomboy yang menggemari petualangan, dan memiliki keinginan sama seperti Bung untuk keliling Indonesia, lalu membawa mereka pada petualangan yang banyak mengubah hidup. Bung dan Prem tak pergi hanya berdua, tapi bertiga. Ada sosok laki-laki yang bernama Baduy turut ikut serta. Baduy adalah kawan dari kawannya Prem. Walaupun terdapat tiga tokoh penting, cerita dalam buku ini berpusat pada Bung. Alur yang digunakan adalah maju-mundur dimana setiap cerita perjalanannya akan diselingin masa lalu Bung yang kelam dan untuk memotivasi maka Bung melakukan perjalanan senusantara.
Membaca buku Arah Langkah seperti sedang berkeliling Pulau Sumatera hingga ke Pulau Sulawesi. Membaca obrolan-obrolan ketiganya, dengan masyarakat setempat, dan dengan kawan-kawan lama di dunia nyata dan dunia maya yang baru Bung temui setelah meminta tolong untuk sekadar menumpang tidur atau mengobrol bersama.
Selain cerita keseruan petualangan berkeliling Indonesia, buku setebal 300 halaman ini setiap babnya diakhiri gambar-gambar petualangan Bung dan kedua kawannya. Selain itu, judul dari setiap bab hanya terdiri dari satu kata, dan ditulis dalam format PUEBI. Seperti Salah satu contoh judul “ARKAIS” yang memiliki arti (n) berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno, tua.
Setiap menyinggahi berbagai tempat pasti Bung berkenalan dengan seorang wanita dan Ia mengagumi wanita tersebut meski hanya sekadar mengagumi saja. Begitupun dengan daerah yang Ia singgahi. Wanita yang di tuliskan di buku ini bernama Lady, Intan, Shinta, Ikar.
Selain itu banyak juga kata yang asing didengar ditelinga namun dalam buku ini ditulis dilengkapi dengan catatan kaki sehingga setelah membaca buku ini akan memperkaya kosakata kita. Pada cerita ini kita dapat mengenal kebudayaan di daerah Sumatera dan Sulawesi. Seperti kepercayaan saat sedang mengambil tuak dari pohon Enau, harus sambil bernyanyi. Jika tidak maka air dalam pohon Enau tak akan keluar. Makanya orang batak biasa bernyanyi lantang.
Buku ini memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di layar televise. Meskipun begitu, semua daerah yang disinggahi pada buku ini memiliki cerita yang berbeda-beda, namun di dalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan selalu bisa ditemukan.

Kelebihan Novel Arah Langkah
Buku ini mengajarkan kita untuk tidak larut dalam kesedihan, karena di balik kesedihan akan muncul keindahan. Pada buku ini juga dapat kita lihat keindahan pulau Sumatera dan pulau Sulawesi dari gambar-gambar yang di abadikan oleh Bung beserta kawan-kawannya. Jika di baca sampai selesai maka kita akan mengetahui bahwa Bung sangat berkesan bisa menjelajahi berbagai daerah di Pulau sumatera dan Pulan Sulawesi, dan menurut Bung semua tempat yang Ia singgahi memiliki cerita yang berbeda, yang sama hanyalah rasa sakit akan berpisah dari tempat itu. Cerita ini sangat menarik karena di mulai dari judul dan isi cerita menggunakan PUEBI membuat pembaca lebih menambah pengetahuan yang sebelumnya tidak mengetahui.
Kekurangan Novel Arah Langkah
Ada sedikit kekurangan pada cerita Arah Langkah ini, karena akhir cerita di buku ini sangat nanggung. Bagi saya selaku pembaca mengharapkan bahwa akhir cerita dapat melihat Raja Ampat, karena salah satu destinasi akhir perjalanannya. Sangat di sayangkan cerita bersambung di pulau Sulawesi.

--Aulia Salsabila, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).

Jumat, 21 September 2018

Mengenal Aulia Salsabila

          Aulia Salsabila, teman-teman biasa memanggil salsa atau caca , mungkin kalau sebutan caca kurang cocok dengan nama saya. Nama panggilan caca berawal mula dari tetangga rumah, mungkin karena tidak bisa ngomong sasa jadinya caca. Ada juga temen SMA saya memanggil saya dengan sebutan Aul , menurut saya terserah mereka mau memanggil yang mana. Ayah saya bernama Fatkhuro dan Ibu saya bernama Siti Hapsah. Saya anak ke dua dari dua bersaudara, bisa dibilang saya anak bontot. Saya mempunyai kakak laki-laki bernama Faisal Muhammad. Banyak yang bilang kalau saya dan kakak saya tidak begitu mirip dengan wajah saya. Kadang saat sedang pergi berdua dengan kakak saya , banyak yang mengira kalau saya pergi dengan pacar saya. Padahal sebenarnya yang pergi dengan saya adalah kakak saya. Golongan darah saya dan kakak saya juga sama, saya bergolongan darah AB sama seperti kakak saya juga. Golongan AB itu gabungan dari golongan darah Ayah saya “A” dan Ibu saya bergolongan “B” , maka jadilah “AB” . Lumayan rumit juga sih.

             Saya lahir di kota Tegal tepatnya di rumah sakit kardinah kota tegal pada hari Selasa, tanggal 01 Juli 1997. Saya lahir sesar, sebenarnya saya lahir tanggal 30 Juni , karena belum ada kontraksi pada perut ibu saya. Akhirnya saya lahir tanggal 01 Juli tepatnya saat HUT POLWAN. Saya ada sedikit cerita mengenai nama saya yang bernama Aulia Salsabila. Awal saya lahir, ibu saya memberi nama Aulia Dwi Hapsari, karena Ayah saya tidak menyetujuinya maka nama yang awalnya Aulia Dwi Hapsari diganti dengan nama Aulia Salsabila. Aulia Salsabila ini mempunyai arti “Aulia” yang berarti pemimpin dan “Salsabila” yang berarti nama mata air disurga. Mungkin ayah saya memilih nama tersebut karena ingin saya menjadi seorang pemimpin, misalnya kepala sekolah atau dalam forum dan juga bisa masuk surganya allah .

          Saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana, ayah saya bekerja sebagai guru smp dikota Tegal, sedangkan Ibu saya bekerja sebagai guru paud dan mengajar TPQ di lingkungan rumah saya. Walaupun bayaran nya tidak sebanyak pegawai pemda tapi saya sangat bersyukur kepada kedua orang tua saya, karena mereka sudah mempunyai pekerjaan yang halal, dan bisa membiayai sekolah saya serta kakak saya hingga kuliah. Kedua Orang tua saya selalu mendidik kami dengan baik dan penuh kasih sayang, serta selalu mengajarkan berbagai hal positif terutama tentang agama. Ayah saya selalu menasehati supaya saya tidak lupa sholat 5 waktu, mengaji,serta berbagai aktivitas yang berhubungan dengan ajaran islam. Dirumah saya terdapat 5 penghuni rumah, diantaranya saya, kakak saya, Ayah,dan Ibu saya, serta nenek saya. Nenek saya yang sudah berumur 80 tahun, alhamdulillah beliau masih diberi kesehatan. Saya harap nenek saya akan selalu sehat hingga saya sukses, khusus nya kedua orang tua saya.

          Hobi saya adalah memasak, saya sangat senang sekali memasak. Awal mula saya menyukainya, saat saya melihat Ibu saya memasak. Saya sesekali membantu Ibu saya memasak, dan menanyai bumbu apa saja yang akan digunakan. Setelah sudah terbiasa membantu Ibu saya memasak, saya mencoba membuat masakan sendiri. Contoh nya saat itu saya membuat ikan lele mangut, awalnya saya hanya sekedar coba-coba. Setelah sudah matang ternyata rasanya cocok . masakan kedua yang menjadi makanan yang disukai orang rumah adalah sambel terasi buatan saya. Menurut orang rumah sambel buatan saya beda dengan sambel buatan orang lain, maka dari itu orang rumah sangat kangen dengan sambel buatan saya.

             Sekarang saya tinggal di brebes, sebelumnya saya pernah tinggal di tegal hanya dua tahun saja tinggal ditegal, lalu saya pindah kedaerah asal Ibu saya di cirebon jawa barat. Tepatnya di desa blender kecamatan karangsembung. Disanah saya menumpang rumah orangtua Ibu saya, hanya sampai empat tahun saja saya tinggal disanah, lalu ayah saya membeli rumah diperumahan griyatama gandasuli brebes. Kebetulan sekali ayah saya mengajar sekolah menengah pertama di daerah tegal, jadi rumah yang baru ini bisa dekat dengan pekerjaan Ayah saya yang sebagai seorang guru ditegal.
Pengalaman saya saat duduk dibangku sekolah dasar, saya bersekolah di SD N 03 Brebes. Saya sangat ingat sekali saat saya sekolah sd Ibu saya selalu menjemput saya dengan menggunakan sepeda. Saya tidak pernah malu , walaupun teman-teman saya banyak yang dijemput dengan kendaraan yang mewah. Jika Ibu saya tidak menjemput saya maka saya pulang berjalan kaki sampai rumah,walaupun jaraknya lumayan jauh. Setelah sudah kelas 4 sd saya berangkat dengan menggunakan sepeda, karena saya tidak mau merepotkan Ibu saya yang harus rela panas-panasan demi saya. Sampai kelas 6 sd saya selalu berangkat dengan menggunakan sepeda. Tepat saat kelas 6 saat itu saya melaksanakan ujian nasional, walau sempat was-was tapi saya optimis akan lulus. Alhamdulillah saya lulus sd dengan nilai yang memuaskan.

                Akhirnya setelah lulus sekolah dasar pada tahun 2009, saya melanjutkan sekolah yang lebih tinggi pada tahun tersebut. Saya memilih melanjutkan di SMP N 1 BREBES. Pada hari pertama saya masuk, saya sangat canggung dikarenakan jumlah siswa yang lebih dari 600 orang tentunya memiliki karakter dan tingkah laku yang beragam. Kebanyakan teman-teman saya melanjutkan SMP N 2 BREBES. Saat itu saya benar-benar mencari teman baru lagi, lalu pertama saya kenal dengan teman baru saya yang bernama khofidoh dia satu bangku dengan saya. saya sangat akrab sekali dengan nya. Tetapi kelas 8 saya tidak sekelas dengan nya,walaupun tidak sekelas tetapi saya dengan dia masih menjaga komunikasi. Setelah kelas 9 smp adalah penentuan kelulusan, saya benar-benar cemas karena persyaratan kelulusan yang ketat dan mata pelajarannya pun agak banyak dari sd. Maka dari itu sebelum saya masuk dibangku kelas 9 saya sudah mempersiapkan materi yang akan digunakan untuk ujian nasional. Maka tepat hari intinya saya sudah siap untuk mengerjakan ujian nasional. Alhamdulillah saya lulus SMP dengan nilai yang memuaskan.

           Setelah lulus SMP pada tahun 2013, saya melanjutkan sekolah SMA pada tahun tersebut. Saya memilih melanjutkan di SMA N 3 BREBES, sebelumnya saya ingin bersekolah di SMA 4 Tegal tetapi karena terbatasnya kendaraan dan jaraknya lumayan jauh. Akhirnya saya memilih yang dekat saja, yang kedua karena ibu saya menyuruh saya sekolah disitu. Pada angkatan saya, SMA saya sangat maju sekali. Dari kejuaraan perlombaan, mulai dari ekskul pmr, tonsus, pramuka, dll. Saya sangat bangga sekali karena pada angkatan saya sekolah saya lebih bagus. Pada waktu SMA saya mengikuti eksul pmr, dari situ saya belajar banyak. Mulai dari cara-cara menolong orang pingsan, pertolongan pertama (PP), dan masih banyak lagi. Saya mengikuti eksul pmr ini sampai saya kelas tiga SMA. Berkat pengalaman ini saya bisa mengetahui cara-cara menolong orang , jika ada suatu kejadian. Suatu ketika ada perlombaan pmr tingkat kabupaten. Alhamdulillah sma saya mendapatkan juara 2 . Saya merasa bangga karena ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat juga, semoga saja ilmu pmr ini bisa bermanfaat untuk semua nya.

         Pada tahun 2015 bulan April di kelas tiga SMA saya melaksanakan ujian nasional (UN) tepatnya pada tanggal 15 April 2015. Saya ketakutan menghadapi ujian ini, karena ini merupakan ujian yang menentukan masa depan saya. oleh itu saya sangat bersungguh-sungguh saat belajar. Saya kurangi berpergian dengan teman-teman, mengurangi kegiatan yang tidak penting juga. Karena saya tidak ingin mengecewakan kedua orang tua saya yang telah bersusah payah menyekolahkan saya sampai sekarang. Yang selalu menyayangi dan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Maka dari itu saya saya harus memberikan yang terbaik untuk mereka, terutama pada ibu yang telah mengandung saya selama 9 bulan dengan mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan anaknya. Yang telah menyusui dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Yang mana sampai saat ini saya tidak akan bisa membalas semua itu. Tapi saya akan lakukan yang terbaik untuk membalas semua jasa yang telah diberikan kepada saya dan saya anggap jasa yang telah diberikan selama ini kepada saya merupakan hutang yang harus saya lunasi kepadanya.

             Setelah ujian nasional selesai diselenggarakan, Pada tanggal 15 mei 2015. Yang mana pada hari  itu kelulusan saya diumumkan lewat sebuah amplop dari sekolah. Sebelum saya menerima amplop tersebut saya berdo’a di dalam hati agar diberi kelulusan dengan nilai yang sesuai kemampuan saya. Saya merasa takut, cemas namun saya penasaran untuk membukanya, jantung saya mulai berdebar kencang. Setelah saya buka amplopnya, alhamdulillah tertulis bahwa saya saya dinyatakan lulus. Saya sangat bersyukur sekali,lalu saya bersujud syukur, dan menangis bahagia. Setelah itu setelah kelulusan, saya sangat ingin sekali kuliah. saya mencoba mendaftar SNMPTN dan SBMPTN, tetapi saya tidak lolos. Setelah itu saya mendapat info dari teman saya, dan mengajak saya untuk mendaftar di Universitas PGRI SEMARANG. Kebetulan Ayah saya menyetujui saya sekolah diluar kota, lalu saya dan teman saya mendaftar melalui online, dan seminggu kemudian saya dan teman saya mengikuti tes tertulis langsung di kampus universitas pgri semarang. Waktu itu saya memilih jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia dan pilihan kedua Bimbingan dan konseling. Alhamdulillah saya diterima di jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia di universitas pgri semarang. Tepat sekali sesuai keinginan ayah saya, karena ayah saya ingin saya menjadi seorang guru terutama guru bahasa indonesia.

          Sekarang saya sudah semester 7 dan satu semester lagi untuk menyelesaikan masa kuliah saya di Universitas PGRI Semarang. Saya tidak menduga bahwa saya sudah berada di akhir masa kuliah saya. Mengingat bahwa tahun 2015 saya baru saja masuk kuliah, dan saya sudah melewati tahap-tahap yang sebelumnya sempat khawatir apakah saya bisa menghadapinya atau sebaliknya. Alhamdulillah saya sudah menghadapi kekhawatiran saya. Ada dua lagi yang harus saya hadapi yaitu KKN dan skripsi. Saya selalu berdoa untuk diberi kemudahan dan kelancaran untuk belajar di UPGRIS. Saya merasa senang karena saat selama kuliah saya mendapat ilmu yang tidak saya jelaskan bahwa saya bersyukur bisa berkuliah di UPGRIS. Mungkin cukup bagi saya untuk mengenal sepintas tentang saya. Jika ingin mengenal lebih, bisa bertanya ke twitter saya @auliasalbila. Terima kasih. Salam :)