Senin, 08 Oktober 2018

BERTUALANG DI PULAU INDONESIA




Judul               : Arah Langkah
Penulis             : Fiersa Besari
Penerbit           : Mediakita
Cetakan           : I, Mei 2018
Jumlah Halaman : 300 halaman
ISBN               : 978-979-794-561-9

Patah hati tidak selamanya membuat seseorang untuk bermalas-malasan di rumah atau di kamar sambil mendengarkan lagu galau. Dengan patah hati membuat Fiersa Besari atau akrab disapa Bung ini berkeliling Indonesia. Begitulah alasan Fiersa Besari mengelilingi Indonesia dan yang kemudian ditulis dalam buku Arah Langkah. Buku ini merupakan buku keempat dari Fiersa Besari setelah Garis Waktu, Konspirasi Alam Semesta, dan Catatan Juang.
Cerita bermula dari Sumatera. Bung yang sebelumnya telah memutuskan keluar dari pegawai kantoran demi mengejar keinginannya di bidang musik, lalu jatuh hati kepada Mia, dan mengumpulkan rupiah demi menikahinya, kemudian harus rela dikhianati oleh sahabatnya sendiri.
Pertemuannya dengan Prem dengan nama asli Anisa Andini. Ia seorang gadis tomboy yang menggemari petualangan, dan memiliki keinginan sama seperti Bung untuk keliling Indonesia, lalu membawa mereka pada petualangan yang banyak mengubah hidup. Bung dan Prem tak pergi hanya berdua, tapi bertiga. Ada sosok laki-laki yang bernama Baduy turut ikut serta. Baduy adalah kawan dari kawannya Prem. Walaupun terdapat tiga tokoh penting, cerita dalam buku ini berpusat pada Bung. Alur yang digunakan adalah maju-mundur dimana setiap cerita perjalanannya akan diselingin masa lalu Bung yang kelam dan untuk memotivasi maka Bung melakukan perjalanan senusantara.
Membaca buku Arah Langkah seperti sedang berkeliling Pulau Sumatera hingga ke Pulau Sulawesi. Membaca obrolan-obrolan ketiganya, dengan masyarakat setempat, dan dengan kawan-kawan lama di dunia nyata dan dunia maya yang baru Bung temui setelah meminta tolong untuk sekadar menumpang tidur atau mengobrol bersama.
Selain cerita keseruan petualangan berkeliling Indonesia, buku setebal 300 halaman ini setiap babnya diakhiri gambar-gambar petualangan Bung dan kedua kawannya. Selain itu, judul dari setiap bab hanya terdiri dari satu kata, dan ditulis dalam format PUEBI. Seperti Salah satu contoh judul “ARKAIS” yang memiliki arti (n) berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno, tua.
Setiap menyinggahi berbagai tempat pasti Bung berkenalan dengan seorang wanita dan Ia mengagumi wanita tersebut meski hanya sekadar mengagumi saja. Begitupun dengan daerah yang Ia singgahi. Wanita yang di tuliskan di buku ini bernama Lady, Intan, Shinta, Ikar.
Selain itu banyak juga kata yang asing didengar ditelinga namun dalam buku ini ditulis dilengkapi dengan catatan kaki sehingga setelah membaca buku ini akan memperkaya kosakata kita. Pada cerita ini kita dapat mengenal kebudayaan di daerah Sumatera dan Sulawesi. Seperti kepercayaan saat sedang mengambil tuak dari pohon Enau, harus sambil bernyanyi. Jika tidak maka air dalam pohon Enau tak akan keluar. Makanya orang batak biasa bernyanyi lantang.
Buku ini memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di layar televise. Meskipun begitu, semua daerah yang disinggahi pada buku ini memiliki cerita yang berbeda-beda, namun di dalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan selalu bisa ditemukan.

Kelebihan Novel Arah Langkah
Buku ini mengajarkan kita untuk tidak larut dalam kesedihan, karena di balik kesedihan akan muncul keindahan. Pada buku ini juga dapat kita lihat keindahan pulau Sumatera dan pulau Sulawesi dari gambar-gambar yang di abadikan oleh Bung beserta kawan-kawannya. Jika di baca sampai selesai maka kita akan mengetahui bahwa Bung sangat berkesan bisa menjelajahi berbagai daerah di Pulau sumatera dan Pulan Sulawesi, dan menurut Bung semua tempat yang Ia singgahi memiliki cerita yang berbeda, yang sama hanyalah rasa sakit akan berpisah dari tempat itu. Cerita ini sangat menarik karena di mulai dari judul dan isi cerita menggunakan PUEBI membuat pembaca lebih menambah pengetahuan yang sebelumnya tidak mengetahui.
Kekurangan Novel Arah Langkah
Ada sedikit kekurangan pada cerita Arah Langkah ini, karena akhir cerita di buku ini sangat nanggung. Bagi saya selaku pembaca mengharapkan bahwa akhir cerita dapat melihat Raja Ampat, karena salah satu destinasi akhir perjalanannya. Sangat di sayangkan cerita bersambung di pulau Sulawesi.

--Aulia Salsabila, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar