Selasa, 13 Oktober 2015

Kenangan Dan Kesendirian


Teater ini yang di sutradarai oleh Ibrahim Bhra dan juga naskahnya yang ditulis oleh Iruka Danishwara. Pementasan teater ini bertempat di auditorium gedung pusat lantai 7 Universitas PGRI Semarang pada hari kamis tanggal 08 Oktober 2015, yang di selenggarakan oleh teater tikar yang bertema mengancam kenangan.  Tokohnya ialah nyonya, anak lelaki, lelaki (suami nyonya).
Saat pementasan dimulai sorotan lampu tertuju pada pemain. Para penonton lansung bertepuk tangan karena teater akan dimulai. Musik yang mengiri pun sudah mulai terdengan sesuai dengan suasana teater itu. Pada teater ini di ceritakan seorang Nyonya yang dalam kesedihan karena terbayang oleh kenangan-kenangan yang tidak bisa hilang dari pikiran nya. Kenangan terhadap sosok suami si Nyonya yang telah meninggalkan nya. Sosok yang dulu pernah ada pada kehidupan nya kini sudah pergi entah kemana. Nyonya tersebut sebenar nya ingin menghilangkan bayang-bayang itu, tetapi bayang-bayang itu selalu membisik dalam benaknya. Bahwa ia berkata “Sembunyikanlah sedalam yang kau bisa. Tutupilah serapat yang kau mampu. Namun,kenangan tetap hadir,dimanapun kau berada”. Lalu wanita itu hanya terdiam dan menahan air mata .
Memang kenangan itu tidak bisa dilupakan , walaupun bisa tetapi akan ada waktunya kenangan itu bisa datang lagi. Seperti si nyonya yang teringat ketika tidak bisa menceritakan kepada anak lelakinya bahwa si ayah pergi tanpa alasan. Ke sebuah tempat yang entah ia tidak tau dimana. Tetapi anak lelakinya tidak ingin tahu dimana ayahnya ,melaikan ia hanya ingin tahu cerita-cerita tentang si Nyonya (ibu dari anak lelaki itu) tentang ayahnya saat awal mereka bertemu. Lalu Nyonya menjawab perihal pertanyaan anak lelaki nya “Tidak ada yang tau ayahmu ada dimana, Nak. Jadi, tidak perlu kau tau dimana ayahmu berada.”
Di pagi berikutnya, setelah Nyonya tidak dapat memejamkan mata, karena terbayang perihal pertanyaan anak lelaki nya. Dan kenangan itu datang lagi menemani, seperti mengutuk masa lalu, membayangi masa depan, bahkan mengutuk seluruh hidup Nyonya. Lalu Nyonya enggan menyapu teras rumahnya, debu dan kerikil itu dibiarkan mengotori rumah Nyonya. Dengan amarah yang sudah tidak tertahan, Nyonya menyinkirkan tiga piguran yang terpajang di ruang tamunya. Nyonya tidak akan memandangi dan menyentuhi jarinya ke atas pigura.
Nyonya teringat lagi tentang sebuah pagi dimana lelaki itu pergi meninggalkannya. Kemudian Nyonya berfikir untuk tidak ingin anak lelaki nya pergi juga seperti ayah nya. Maka Nyonya mendekap anak lelaki nya supaya tidak pergi, akan tetapi anak lelakinya melepaskan diri. Pergi juga akhirnya, entah kemana. Ketika harapan itu sudah tidak ada, sudah pupus sepenuhnya, maka aku memilih kenangan.
Begitulah wanita itu hanya terdiam tak bisa bercerita tentang apa yang sedang ia hadapi. Kemudian ia teringat lagi pada sebuah malam dimana suaminya pergi tanpa pamit kepada Nyonya. Bayangan itu lalu muncul lagi dibenak nya bahwa ia ingin tau cerita dari Nyonya. Sambil terus memaksa “Ayolah ceritakan kepadaku sesuatu. Mungkin kau bisa bercerita “ Nyonya masih saja tidak mau menceritakan nya.
Memang kenangan dan ingatan adalah dua hal yang berbeda. Seperti daun hijau yang lama-kelamaan kering dan gugur. Namun, kenangan itu selalu ada. Ingatan dan kenangan itu mungkin menjadi teman yang selalu berjalan beriringan sepanjang masa hidupku, dan hidupmu.
Menurut Nyonya yang dikatakan nya bahwa kenangan itu akan berhenti jika anak lelaki nya datang menemui nya. Tetapi menurut bayangan  itu, bahwa Nyonya sendiri yang akan menghentikan nya. Maka anak lelaki nya yang ia tunggu-tunggu itu masih belum menyadari juga perihal Nyonya yang selalu memandangi pigura anak lelaki nya yang sedang tersenyum bahagia.
Sepanjangan masa hidup kenangan itu akan semakin menjadi, semakin menumpuk dan tak akan ada habisnya. maka segala cara yang telah dilakukan untuk menghilangkan kenangan itu adalah percuma.
Kenangan itu akan selalu ada dibenak walaupun sesekali kita telah mencobanya untuk menghapus kenangan itu. Maka yang perlu kita petik dari kisah ini adalah maka kita harus move on dari setiap kenangan walaupun sulit untuk kita lupakan tetapi kita harus melupakan nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar