Pada
hari Selasa tanggal 04 Oktober 2016 pukul 15.00 WIB, teater gema telah
mementaskan suatu karya yang hadir di Gedung Pusat Lantai 7. Teater Gema kali
ini akan mementaskan dua karya yang
sangat menarik untuk disaksikan Pementasan yang pertama berjudul Jaka Tarub dan
pementasan kedua berjudul Monolog Balada Sumarah.
Pada pementasan pertama dengan judul
Jaka Tarub. Diawali dengan dekorasi yang apik dengan nuansa pedesaan dengan
rumah gubuk yang mendukung nuansa pedesaannya.Suatu hari ada seorang lelaki
yang tinggal disebuah desa bersama anak gadisnya seorang lelaki tersebut
bernama Jaka Tarub dan anak gadisnya bernama Nawangsih. Pada malam hari saat
itu Jaka Tarub sedang tidur lalu tiba-tiba ia berteriak dan terbangun dari
tidurnya. Ia terbangun karena memimpikan hal yang sama, mimpi tersebut pasti
datang pada saat bulan purnama. Mendengar bapaknya berteriak lalu Nawangsih
langsung berlari menghampiri bapaknya dan menanyakan apa yang terjadi
terhadapnya. Lalu Jaka Tarub menjawab bahwa tidak ada yang terjadi, ia hanya
bermimpi biasa saja. Setelah itu Nawangsih menawarkan air minum kepad bapaknya
supaya bisa lebih enakan, segeralah Nawangsih mengambil air minum untuk
bapaknya. Saat Nawangsih mengambil air minum Jaka Tarub langsung bergumam “Tidak
Mungkin, jangan ambil anakku. Karena dialah satu-satunya yang aku punya.” Saat
itu Nawangsih datang dan bertanya “Apa yang tidak mungkin pak?” dan Jaka
langsung menjawab “Tidak apa-apa anakku”. Sesaat Jaka Tarub mengingat Ibu
Nawangsih, istri Jaka Tarub.
Awal mengenal ibu Nawangsih, ibu
Nawangsih sebenarnya seorang bidadari dari kayangan. Ia bernama Nawang Wulan.
Sebelum mengenal Nawang Wulan, Jaka Tarub selalu dimimpikan oleh sosok yang ia
tidak kenal didalam mimpinya Jaka Tarub akan menikah dengan sosok Bidadari.
Awalnya ia tidak percaya tentang mimpi tersebut tetapi semakin sering mimpi itu
muncul pada saat bulan purnama muncul. Mimpi tersebut langsung diceritakan kepada
Kang Darmo teman Jaka Tarub, dan kang darmo tidak mempercayai lalu menertawakan
dan kang darmo hanya menasehati saja. Setalah itu Jaka Tarub bersiap-siap akan
pergi ke sungai untuk mencari ikan untuk makan siang. Sudah dipersiapkan alat
untuk mencari ikan tersebut.
Sesampai disungai ia melihat ada
wanita cantik, wanita tersebut adalah bidadari yang sedang turun dari kayangan
untuk berendam disungai tempat Jaka Tarub akan mencari ikan. Setelah mendengar
percakapan yang ia dengar dari ke 7 bidadari tersebut, maka Jaka Tarub memiliki
inisiatif untuk mengambil salah satu selendang yang dikenakan oleh bidadari
tersebut. Saat ke 7 bidadari tersebut sedang bermain air, Jaka Tarub
mengendap-endap dari rerumputan dan mengambil sebuah selendang. Setelah ke 7
Bidadari tersebut selesai bermain air lalu semua Bidadari mengambil selendang
dan segera kembali lagi ke kayangan. Tetapi selendang milik salah satu bidadari
tersebut tidak ada. Ialah milik Nawang Wulan yaitu kakak tertua dari ke 7
Bidadari tersebut. Adik-adiknya yang berusaha mencari tetapi tidak ketemu.
Akhirnya Nawang Wulan ditinggal sendirian di dunia dan adik-adiknya pergi
kekayangan. Sesaat mereka pergi kekayangan, Nawang Wulan sempat merasa sedih
karena kenapa sampai selendangnya bisa tiba-tiba hilang. Nawang Wulan saat itu
membutuhkan baju untuk dikenakannya. Dan berucap Jika ada seseorang yang
meberikan ia baju untuknya Entah itu Wanita atau Pria. Jika wanita maka ia akan
jadikan saudara tetapi jika pria ia akan jadikan suaminya. Mendengar perkataan
tersebut Jaka Tarub langsung bersemangat dan langsung pergi kerumah untuk
mengambil baju untuk Nawang Wulan. Setelah membawa baju langsung lah Jaka Tarub
kembali kesungai tersebut dan menghampiri Nawang Wulan. Lalu bertanya kepadanya
“Sedang apa kau wanita cantik menjelang pagi ada ditempat ini? Bukan nya kamu
tadi bilang sedang membutuhkan baju.” Tanya Jaka Tarub kepada Nawang Wulan.
Dijawabnya “Iya saya sedang
membutuhkan baju.” Lalu Jaka Tarub menjawab “wah kebetulan sekali aku bawa baju
ibuku. Mungkin cukup untukmu. Oh iya dengar-dengar jika yang meberikan baju itu
wanita kamu akan jadikan ia saudara. Tetapi jika itu pria akan kamu jadikan
suami? Betul tidak?” Dan Nawang Wulan menjawab “Iya tentu saja betul, karena
saya tidak mengingkari perkataan saya. karena saya seorang bidadari.” Sejenak
Jaka terkejut mendengar ia seorang bidadari. Dan mengingat mimpi yang ia alami
setiap bulan pernama. Lalu diberikan baju itu dan Nawang Wulan pergi kerumah
Jaka dan menikahi Nawang Wulan.
Beberapa bulan kemudia setelah pernikahan,
Nawang Wulan hamil. Saat hidup satu rumah dengan Jaka, Nawang merasa bahagia.
Begitupun dengan Jaka, dan ada satu keheranan Jaka karena beras untuk makan
sehari-hari tidak pernah habis. Bukannya habis tetapi semakin banyak. Sempat
Jaka bertanya dengan istrinya dan istrinya pun menjawab “Mungkin itu karena
hasil kerja kerasmu sehingga menganggapnya beras itu tidak habis malah semakin
banyak. Kita harus bersyukur mas karena telah memiliki kecukupan untuk bisa
makan tanpa merasa kelaparan.” Mendengar perkataan istrinya, Jaka pun
mengangguk dan tersenyum “Iya sayang aku bersyukur sekali dan sangat bersyukur
karena telah memilih istri secantik kamu.” Jawab Jaka sambil mengelus perut
Nawang yang sedang mengandung anak yang hampir melahirkan.
Dua minggu kemudia Nawang Wulan
mengalami kontraksi bahwa pertanda anaknya akan lahir. Lalu segeralah ia
memanggil dukun anak bernama mbok ti. Sesaat kemudian lahirlah bayi cantik
seperti ibunya. Dan ia berinama anak perempuannya yaitu Nawangsih. Nawangsih
sangat cantik seperti ibunya. Kecantikan itu sudah terlihat saat ia lahir.
Suatu hari saat Nawang Wulan akan
pergi sungai untuk pergi mencuci baju, lalu ia titipkan anaknya kepada Jaka dan
menitipkan pesan kepada suaminya supaya untuk menjaga api karena ia sedang
memasak nasi. Tetapi nasi yang ia tanak tidak boleh dibuka tutup pancinya.
Pesan itu ia ucapkan berulang-ulang kepada Jaka. “Iya sayang, aku ingat pesanmu
ko” Jawab Jaka. Sesaat Nawang Wulan pergi kesungai. Jaka pun penasaran kenapa
tidak diperbolehkan untuk melihat atau membuka panci yang berisikan nasi
tersebut. Jika tidak dibuka maka tidak tau apakah nasi tersebut sudah matang
atau belum. “Jika membuka tidak boleh, kalau mengintip pasti boleh lah” Ujar
Jaka. Karena penasaran maka Jaka membuka sedikit tutup panci tersebut. Dan Jaka
pun kaget, karena kenapa isinya hanya satu biji beras saja. Dengan
terheran-heran. “Kenapa bisa begini, jika hanya satu biji tentu tidak akan
kenyang untuk makan aku,istriku dan juga untuk anakku” Ujar Jaka. Saat istrinya
kembali kerumah membawa cucian bersih. Lalu Jaka memanggil istrinya “Sayang
coba kemari, ada yang harus aku bicarakan kepadamu.” Dan Nawang Wulan langsung
menghampiri suaminya “Ada apa suamiku?” langsung saja Jaka menceritakan yang ia
lihat. Dan Nawang Wulan kaget dan kecewa karena ia tidak menempati janji dan
pesannya yang sudah ia sampaikan. Lalu Nawang Wulan masuk ke dalam rumah. Tak
lama ia kembali menghampiri Jaka dan bertanya “Ini apa mas, kenapa selendang
milikku ada didalam rumah. Apakah engkau yang telah mengambil selendang itu?”
sejenak Jaka hanya bisa terdiam dan meminta maaf kepada Nawang. “Hmm jadi
begini sayang...” Nawang pun merasa kesal. “Aku tidak bermaksud seperti itu,
aku melakukan itu karena aku mencintaimu” Ungkap Jaka. “Kenapa kau membohongiku
dan kenapa kau mengingkari janjiku tadi. Karena jika kau membuka tutup pancinya
maka hilanglah kesaktian ku.” Iya aku minta maaf sayang, dan kamu jangan
tinggalkan aku” Jaka memohon kepada istrinya supaya tidak kembali kekayangan.
“Iya
aku memaafkanmu, tetapi aku harus pergi. Karena ini bukan asal ku. Asalku
berada dikayangan.” Ungkap Nawang Wulan. “Tidak nawang, kau harus ada disini.
Kau harus merawat anak ini dan menemani aku.” Ucap Jaka sambil memohon. “Untuk
kewajiban itu pasti aku tidak akan lupan dengan anakku. Setiap bulan purnama
aku datang kesungai itu. Dan akan bertemu anakku tetapi tidak bersama kamu
Jaka.” Ungkap Nawang Wulan.
Sesaat
Nawang Wulan pergi dari muka bumi dan pergi kekayangan. Setelah itu Nawang
Wulan tidak pernah bertemu dengan Jaka Tarub. Tetapi ia selalu dimimpian oleh
Nawang Wulan setiap bulan purnama. Didalam mimpinya bahwa akan membawa anak
perempuannya untuk kekayangan untuk bisa tinggal dengan ibunya. Maka setiap
mengalami mimpi tersebut Jaka hanya bisa berteriak dan bergumam supaya anak
perempuannya tidak dibawa kekayangan. Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa
cinta tidak boleh saling berkhianat dan jangan menutupi setiap memiliki
masalah. Jujurlah terhadap pasangan kita, sebelum semuanya terlambat. Jika
sampai terlambat maka semuanya akan sirna. Setalah sudah selesai, lalu ditutup
dengan meredupnya lampu sebagai penutup dan berakhirnya cerita Jaka Tarub.
Pada pementasan yang kedua yang
berjudul Monolog Balada Sumarah. Pada pementasan kali ini sangat
begitu menarik karena yang berperan hanya satu orang, yaitu sosok wanita
seperti judulnya. Sumarah ini adalah seorang wanita asal Indonesia yang
merupakan anak dari ayah yang merupakan golongan PKI yang saat itu sedang
buming. Sumarah ini merasa tidak terima diperlakukannya seperti itu,misalnya
dikucilkan dan dijauhi oleh teman-temannya semasa ia sekolah sampai lulus SMA.
Untuk mencari pekerjaan yang layak pun sumarah merasa kesulitan karena ia
adalah anak dari seorang golongan PKI. Padahal saat itu ayahnya tidak mengikuti
PKI. Tetapi kenapa ayahnya bisa termasuk dalam golongan PKI tersebut. Setelah
itu Sumarah nekat untuk mendaftar bekerja diluar negeri atau istilahnya TKW. Ia
mendaftar ke kantor yang mengurus TKW. Supaya administrasi berjalan dengan lancar
maka yang dilakukan ialah dengan jalan belakang dengan adanya uang. Karena
jaman sekarang jika urusan akan lancar maka uang pun juga harus lancar. Acara
ini Sumarah lakukan supaya administrasi bisa diurus tanpa adanya kendala.
Maka pergilah ia ke Arab Saudi,
pikirnya ia disana akan mendapatkan penghasilan yang banyak tetapi ia disana
mendapatkan siksaan terhadap majikannya. Ditambah lagi jika berbuat salah
sedikit ia langsung dianiaya. Dan pada suatu hari Sumarah mendapatkan pelecehan
seksual terhadap majikan pria nya. Ia diperkosa oleh majikannya sendiri.
Sumarah pun merasa kesal terhadap majikannya tersebut. Suatu ketika sumarah
berfikiran untuk membunuh majikannya yang telah memperkosanya. Jelas yang ia
perbuat itu merupakan kejahatan yang dapat merugikannya dan juga pasti akan
mendapatkan hukuman mati yang berlaku di Arab Saudi. Sumarah sudah siap akan
hukuman yang akan diterimanya.
Begitulah nasib TKW kita yang
mendapatkan siksaan dari majikannya. Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan
nasib para TKI dan TKW yang berkerja diluar negeri. Karena meraka juga memiliki
HAM yang sepatutnya untuk dilindungi juga dari hukuman yang menimpanya. Dan
juga dari perusahaan yang harus lebih mengketat calon TKI dan TKW yang akan
diperkerjakan diluar negeri supaya komunikasi antar majikan dan juga pekerjanya
bisa lebih terjaga.
Pementasan tersebut ditutup dengan
pemeran yang mengakhiri pementasannya. Sungguh apik sekali yang sudah dibawakan
dari pementasan keduanya. Yang pertama dari pementasan Jaka Tarub dan juga
pementasan Monolog Balada Sumarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar